Pedang Pemburu Iblis Berdarah! Perang Melawan Iblis Paling Kuat Akhirnya Dimulai!
Tentu, saya akan membuat sinopsis mendalam untuk episode fiksi dari anime yang Anda sebutkan.
[Bahasa Indonesia] [Full Indonesian] Judul: Sword of the Demon Hunter: Kijin Gentosho Episode 22 - Gema dari Masa Depan yang Terlupakan Teaser Plot Di tengah gemerlapnya Era Meiji yang penuh dengan uap dan modernisasi, seorang pendekar pedang abadi terus menjalani sumpahnya yang sunyi.
Namun, ketika para iblis mulai beradaptasi, menggunakan keserakahan dan ambisi manusia di era baru sebagai topeng mereka, dapatkah sebilah pedang dari masa lalu menebas kebohongan yang ditenun oleh teknologi dan politik? Jinta, sang pemburu iblis, menemukan bahwa musuh terbesarnya bukanlah yōkai yang bersembunyi di dalam bayang-bayang, tetapi iblis yang berjalan di bawah lampu gas, memegang kekuasaan, dan merencanakan kedatangan sang Dewa Iblis dari masa yang bahkan belum ada.
Karakter Penting Jinta (甚太) Peran: Protagonis utama.
Seorang pemburu iblis dari desa Kadono yang dikutuk dengan keabadian dan lengan iblis setelah membunuh Itsukihime (Gadis Kuil) yang dirasuki.
Telah hidup selama lebih dari 170 tahun, ia kini berada di Tokyo pada puncak Restorasi Meiji.
Motivasi: Jinta terikat oleh janji yang dibuatnya berabad-abad yang lalu: untuk melindungi garis keturunan Itsukihime hingga hari di mana ia harus berhadapan dengan sang Dewa Iblis (Kijin).
Keabadiannya bukanlah anugerah, melainkan penebusan dosa yang tak berujung.
Di episode ini, ia merasa semakin terasing karena dunia di sekelilingnya telah berubah drastis, dan keberadaannya dianggap sebagai takhayul dari masa lalu.
Kageboushi (影法師 - Biksu Bayangan) Peran: Antagonis utama episode ini.
Dia adalah iblis tingkat tinggi yang cerdas dan licik, mampu memanipulasi emosi dan ambisi manusia.
Tidak seperti iblis brutal yang biasa dihadapi Jinta, Kageboushi bekerja dari balik layar, menyamar sebagai penasihat berpengaruh bagi para pejabat pemerintah Meiji yang baru.
Motivasi: Kageboushi adalah pelayan setia sang Dewa Iblis.
Tujuannya adalah untuk melemahkan fondasi spiritual Jepang dengan mengadu domba para pemimpinnya dan menciptakan kekacauan sosial.
Dengan melakukan ini, ia berharap dapat menciptakan wadah yang sempurna dan lingkungan yang matang untuk kebangkitan tuannya.
Inspektur Takeda Kenji (竹田健司) Peran: Karakter pendukung.
Seorang detektif muda yang ambisius dari Kepolisian Metropolitan Tokyo.
Ia adalah representasi dari Jepang yang baru logis, skeptis terhadap hal-hal gaib, dan percaya pada sains serta hukum.
Motivasi: Takeda ditugaskan untuk menyelidiki serangkaian kasus orang hilang yang misterius dan pembunuhan brutal yang menimpa para industrialis dan politisi berpengaruh.
Dia ingin membuktikan kemampuannya dan menegakkan ketertiban di kota yang berkembang pesat ini, tetapi metode investigasi standarnya terus menemui jalan buntu, memaksanya untuk mempertimbangkan kemungkinan yang tidak masuk akal.
Rangkaian Adegan Penting 1.
Bayang-bayang di Bawah Lampu Gas: Episode dibuka di distrik Ginza yang ramai di Tokyo pada malam hari.
Lampu-lampu gas yang baru dipasang menerangi jalanan bata, di mana orang-orang dengan pakaian Barat berjalan di samping mereka yang masih mengenakan kimono.
Jinta, yang kini mengenakan mantel usang di atas pakaian tradisionalnya, merasakan kehadiran iblis.
Dia melacaknya ke sebuah gang gelap di mana seorang saudagar kaya sedang diserang oleh yōkai yang haus darah.
Jinta dengan cepat mengalahkannya, tetapi aksinya yang penuh kekerasan menarik perhatian patroli polisi.
Inspektur Takeda tiba di lokasi, hanya menemukan mayat iblis yang mulai larut menjadi debu dan kesaksian yang membingungkan.
Dia menganggap Jinta sebagai seorang pembunuh gila atau vigilante berbahaya.
2.
Benang-benang Konspirasi: Takeda semakin frustrasi karena kasus orang hilang yang melibatkan para elite Tokyo tidak menunjukkan kemajuan.
Para korban semuanya adalah tokoh kunci dalam modernisasi Jepang, dan hilangnya mereka menyebabkan ketidakstabilan politik.
Satu-satunya petunjuk adalah bisikan tentang biksu bayangan yang memberikan nasihat sesaat sebelum mereka menghilang.
Di sisi lain, Jinta, melalui naluri iblisnya, merasakan bahwa energi spiritual para korban sedang dipanen.