Slime Imut Puniru Terancam! Musuh Paling Kuat Datang, Bisakah Ia Selamat?!
[Bahasa Indonesia] [Full Indonesian] Judul: Puniru adalah Slime yang Kawaii Musim 2 Episode 10 - Gema dari Bejana yang Hancur Teaser Tawa riang yang biasa mengisi hari-hari Kotaro kini sirna, digantikan oleh keheningan yang memekakkan.
Kenangan indah yang mereka rajut bersama terancam terurai oleh satu kebenaran mengerikan: wujud Puniru yang menggemaskan bukanlah anugerah, melainkan sebuah segel yang rapuh.
Seorang pria dari masa lalu datang untuk mengklaim kembali karyanya, dan untuk menyempurnakannya, ia harus menghancurkan segala sesuatu yang menjadikan Puniru sebagai Puniru.
Bisakah ikatan persahabatan melawan takdir yang telah tertulis dalam formula alkimia yang kelam? Karakter Penting Puniru: Protagonis utama, slime berwarna biru langit yang biasanya ceria, polos, dan sangat menyayangi teman manusianya, Kotaro.
Dalam episode ini, sifat riangnya diuji hingga batasnya.
Ia dipaksa menghadapi asal-usulnya yang kelam dan potensi destruktif yang tersembunyi di dalam inti cairnya.
Motivasinya sederhana: melindungi Kotaro dan mempertahankan kehidupan damai yang ia kenal, bahkan jika itu berarti melawan kodratnya sendiri.
Kotaro Midorikawa: Seorang siswa SMA yang baik hati dan sedikit canggung yang menemukan dan merawat Puniru.
Bagi Kotaro, Puniru bukan sekadar makhluk ajaib, melainkan anggota keluarga.
Ia adalah jangkar emosional Puniru.
Dalam episode ini, perannya berubah dari sekadar teman menjadi pelindung yang putus asa.
Meskipun tidak memiliki kekuatan khusus, motivasinya yang murni untuk melindungi Puniru memberinya keberanian luar biasa untuk menghadapi ancaman yang jauh melampaui kemampuannya.
Kijin, Sang Alkemis Pudar: Antagonis utama episode ini.
Kijin adalah seorang alkemis jenius namun berhati dingin yang merupakan bagian dari tim yang menciptakan Puniru di masa lalu.
Ia memandang Puniru bukan sebagai makhluk hidup, melainkan sebagai Bejana Protoplasma yang gagal sebuah eksperimen yang tidak mencapai potensi penuhnya.
Motivasinya bengkok dan obsesif: ia ingin memperbaiki kesalahannya dengan memaksa Puniru untuk berasimilasi dengan Inti Kekacauan (Chaos Core), sebuah artefak yang akan membuka kekuatan sejati Puniru sebagai senjata hidup pamungkas.
Ia tidak memiliki empati dan melihat cinta Kotaro pada Puniru sebagai kontaminasi yang harus dibersihkan.
Rangkaian Adegan Penting Awal yang Tenang Sebelum Badai: Episode dibuka dengan adegan yang hangat.
Kotaro dan Puniru sedang mempersiapkan festival budaya sekolah.
Puniru, dalam bentuk manusia mininya, dengan antusias mencoba membuat takoyaki, menyebabkan kekacauan kecil yang lucu di dapur.
Adegan ini membangun pertaruhan emosional, menunjukkan kebahagiaan sederhana yang akan segera direnggut dari mereka.
Kotaro memberinya jimat keberuntungan kecil yang ia buat sendiri, sebuah bintang dari kain perca.
Kedatangan Bayangan Masa Lalu: Saat mereka berjalan pulang di bawah senja, Kijin muncul di hadapan mereka.
Sosoknya tinggi, mengenakan jubah gelap yang menutupi bekas luka bakar di wajahnya.
Tanpa basa-basi, ia menyapa Puniru bukan dengan namanya, melainkan dengan kode eksperimennya: Subjek 734.
Ia mengungkapkan bahwa dialah salah satu ayah Puniru dan bahwa wujud serta kepribadian Puniru saat ini adalah hasil dari kegagalan eksperimen untuk menampung kekuatan yang sangat besar.
Ritual Paksa Dimulai: Kotaro mencoba melindungi Puniru, namun Kijin dengan mudah melumpuhkannya menggunakan alkimia berbasis gravitasi.
Kijin mengeluarkan sebuah kubus hitam pekat yang berdenyut dengan energi ungu Inti Kekacauan.
Ia menjelaskan bahwa inti ini adalah katalis yang seharusnya menyatu dengan Puniru sejak awal.
Ia memulai ritual, menarik Puniru ke arah artefak tersebut.
Tubuh Puniru mulai bergejolak hebat, wujudnya berkedip-kedip antara bentuk slime yang lucu dan massa amorf yang gelap dan mengancam, sambil menjerit kesakitan.
Jeritan Hati: Terjepit di tanah, Kotaro hanya bisa menyaksikan temannya disiksa.
Dalam keputusasaannya, ia tidak berteriak untuk melawan, melainkan memanggil nama Puniru.
Ia meneriakkan semua kenangan mereka: saat pertama kali bertemu, saat mereka menonton kembang api, saat Puniru membantunya belajar untuk ujian.
Kata-katanya adalah satu-satunya senjata yang ia miliki.
Di tengah pusaran energi gelap, secercah cahaya biru dari inti Puniru merespons suaranya.
Penyerapan, Bukan Penyatuan: Didorong oleh ikatan emosionalnya dengan Kotaro, Puniru melakukan hal yang mustahil.
Alih-alih ditelan oleh Inti Kekacauan, ia membalikkan prosesnya.
Tentakel-tentakel biru terang keluar dari tubuhnya dan secara agresif mulai menyerap energi Inti Kekacauan ke dalam dirinya.